ISTRIKU KUNTILANAK CANTIK DARI AMERIKA
Tidak menyangka di Amerika ada juga sosok kuntilanak.beginilah kisahku dimulai.
Sampai saat ini,penduduk asal jawa begitu banyak di Suriname.Hingga januari tahun 2016 ini tercatat sudah 16 persen warga Suriname berasal dari jawa.Bahasa jawa digunakan di sekolah-sekolah,setelah bahasa belanda dn guyana.Kakekku dan kakeknya Pak soekidjan,datang ke Suriname sebelum Indonesia merdeka tahun 1945.Mereka bekerja keras di Suriname dan Kakekku menjadi orang terkaya di Marienburg,pinggir kota Paramaribo,setelah Suriname merdeka dari penjajahan Belanda tahun 1974.
Beberapa kali Aku dapat impian yang sama,Dalam mimpi itu,Almarhumah Kakekku datang meminta Aku berangkat ke Suriname,Amerika Selatan menemui cucu ponakan kakek disana,seorang seniman sohor bernama Soekidjan Irodikromo.Pelukis asal jawa tengah yang lahir di Pieterszorg,Suriname,cucu dari kangmasnya kakek,yang pada masa penjajahan dulu di bawa Belanda ke Amerika Selatan untuk di pekerjakan secara paksa di perkebunan gula dan kopi di Suriname.
Mimpi itu pikirku hanyalah mimpi.tetapi imipan berulang kali,hingga sepuluh kali Aku bermimpi yang sama.Yaitu kakekku datang kepadaku dan meminta aku berangkat ke suriname ddan menemui seniman terkenal asal jawa itu di Paramaribo.
''Ada apa aku harus bertemu seniman besar,ponakan kakek yang sudah jadi warga Negara Suriname itu,kek?'' tanyaku.
"Engkau hidup sudah,tidak kaya dan hidup belangsak di Jakarta.jika kau kesana bertemu ponakan kakek itu,kau akan kaya raya.Ada emas batangan yang bisa di ambil di pinggir kota Paramaribo,dan emas itu punya kakek saat kakek tinggal disana dan pemegang kunci gaibnya,ponakan kakek itu,''ungkap kakekku,dalam impian yang sangat supramistik itu.
Setelah pinjam uang kesana kemari,aku berangkat ke Paramaribo,suriname.Setelah transit di Hawai,negara bagian ke 50 di Amerika Serikat,Pesawat American Airline Boeing 747-500 terus melaju ke Amerika selatan mendarat di Paramaribo,suriname.
Walau tidak memegang alamatnya yang jelas,namun karena Pakde Soekidjan Irodikromo terkenal dan semua orang tau rumahnya,maka aku langsung dapat bertemu seniman yang belajar lukisan batik di STSRI-ASRI Yogyakarta itu.Aku diterimanya dengan baik dan dilarang tinggal di hotel.Aku diminta untuk tinggal di rumahnya dan beliau memahami tentang mimipku dan soal emas peninggalan kakekku itu.
''Aku akan menunjukan lokasi emas batangan itu,di sebuah hutan lebat yang angker.Aku sendiri tidak berani masuk kesana,jika engkau nekad dan punya tekad ,silakan kesana dan lakukan ritual khusus untuk menzohirkan emas batangan peninggalan kakekmu itu,Pakde ku,'' katanya serius.
Besok harinya,kamis legi,6 juni 2013 pukul 08.45 waktu suriname,aku dan pak soekidjan berangkat ke hutan Partenze,hutan lebat pohon tembesu di pinggir kota suriname.Aku di antarkan Pak Soekidjan dengan mobil mercedes benz tua kegemarannya dan aku di drop saja ke hutan itu,setelah itu,Pak Soekidjan kembali ke rumahnya mempersiapkan pameran ke Rio Jeneiro,Brazil,bulan depan.Pak Soekidjan meminta maaf kepadaku tidak dapat menemani ke lokasi ritual.
Dia berjanji akan memerintahkan sopirnya asal jawa yang akan mengantar dan menjemputku bila aku terpaksa bolak balik ke Mistyc Jungle,lokasi pengambilan emas batangan milik kakekku yang telah dikuasai Jin Habron,penguasa hutan pinggiran Madenburg,suriname Barat tersebut.
Setelah sembahyang tahajud,tengah malam,aku menyalakan obor minyak di bawah pohon angsana tua.Lokasi Track Trip Seven Zona,bukit kecil dimana jin Habron tinggal disitu,menjaga emas batangan yang berjumlah setengah ton.Emas 24 karat lima kwintal yang akan membuat aku kaya sampai tujuh turunan.Maka untuk emas itulah aku nekad dan bertekad di Amerika Selatan.Jauh meninggalkan rumahku yang sederhana di jakarta barat.
Malam senin kliwon,10 juni 2013 tengah malam,aku merasakan hawa yang sangat dingin di tubuhku.Sekujur badanku terasa di es,yang kata Pak Soekidjan,pertanda bahwa penjaga gaib emas peninggalan kakekku itu,akan segera hadir di hadapanku.
''Ingat,pertanda akan hadirnya jin Habron adalah dengan mendahulukan rasa dingin seperti salju.Badanmu akan dingin seperti di siram es,''katanya.
Benar saja ,aku mengigil dan hampir tidak tahan menahan rasa yang mengigit tulang,linu dan ngilu terasa menusuk tulang belakangku.Namun,beberapa saat setelah badai salju datang,manusia bertubuh hitam,tinggi berambut kribo,maujud di depanku.kakinya kokoh dan matanya melotot menyala-nyala.
''Siapa engkau dan mau apa engkau ke sini,masuk wilayah kerajaanku?'' tanyanya,berbahasa Jawa Ngoko.
Jin Habron ternyata bisa berbahasa jawa,baik yang kromo inggil maupun yang bahasa ngoko banyumasan.
''Aku diutus oleh almarhum kakekku,Soemiran Hardjokusumo,orang yang memiliki emas batangan saat beliau tinggal di Tamanredjo,suriname,ini,'',kataku.
''Oh Tuan Soemiran Hardjokusumo itu kakekmu toh.memang benar,dialah pemilik setengah ton emas disini,yang aku jaga sejak tahun 1949 yang lalu.Bila ada perintah dari beliau,benar-benar beliau menyuruhmu mengambil bagian emas yang dimilikinya,maka aku akan menzohirkan emas itu untukmu,kau berhak menjual dan menguangkannya di Suriname ini,''desis Jin Habron,jin yang menguasai hutan dan menjaga emas batangan milik kakekku,Soemiran Hardjokusumo yang sudah sepuluh tahun meninggal dunia.
Jin Habron dengan caranya menghubungi kakekku secara mistik.kakekku berdialog kepadanya dan dia menghormati kakekku,lalu berjanji akan memberikan seperempat dari setengah ton emas yang dijaganya.
''Aku akan memberikan jatah 100 kilogram untukmu.Selebihnya tetap disini dalam penjagaanku.Tidak boleh kau ambil semua dan kakekmu juga sudah berpesan begitu.Suatu hari setalah ini,jika engkau membutuhkan emas itu lagi,engkau datanglah lagi kesini dan aku akan memberikan sebagian yang lain,''ujarnya.
Aku menyetujui keputusan ini.Seratus kilogram emas dizohirkan untuku dan aku memasukkan emas seratus kilo itu kedalam karung dan membawanya ke Tamansari,rumah kediaman Pak Soekidjan Irodikromo.Karena banyak orang jawa di suriname,maka banyak nama-nama jawa yang ada di negeri ini.
Ada Tamansari,ada Tegalrejo,ada Sidodadi,ada Wonokromo dan macam-macam.Karena membawa emas seratus kilogram itu berat,maka aku memangil taksi dan meminta sopir mengangkat barang itu ke bagasi mobil taksi.Sopir taksi kebetulan pula asal keturunan jawa dan berbahasa jawa denganku.Bahkan sopir taksi bernama Soediro itu pula yang mengantarkan aku menjual emas 24 karat seberat seratus kilo dan aku mendapat uang 45 milyar.Uang itu langsung aku masukkan ke Bank Internasional dan masuk rekening atas nama pribadiku.
Setelah puas aku jalan-jalan ke brazil,Rio De Jeneiro dan Argentina,aku pulang lagi ke Jakarta.Aku langsung ke makam kakekku,pemilik emas itu dan membangun pusaranya dengan bahan serbuk emas.Pemakaman kakekku itu adanya di wonogiri,selatan surakarta,jawa tengah.Aku naik pesawat ke solo lalu sewa taksi ke wonogiri dan memperbaharui makam kakek dan membuat pengajian besar untuk haul kakekku,Soemiran Hardjokusumo yang baik hati.
Setelah seminggu di Wonogiri,aku kembali ke Jakarta dan membangun rumah.Sebuah rumah mewah aku bangun di meruya selatan dari tanah yang aku beli dari warga betawi di Jakarta Barat.Uang di Bank aku cairkan untuk dijadikan modal usaha jual beli rumah real estate dan hingga kini maju pesat dan menguntungkan.
''Bila engkau membutuhkan uang lagi,ambilah bagian emas yang tersisa di Suriname,''kata kakekku,yang datang lagi setelah aku usaha real estate.
Memang aku tidak ingin ambil emas yang tersisa.Pikirku jika sangat terdesak dan mendesak,barulah aku ke Suriname lagi.Selagi usahaku maju dan menghasilkan uang,aku harus fokus usaha,tidak boleh serakah.
Sementara pelukis kenamaan,Pak Soekidjan itu pun,tidak pernah sekalipun berpikir mau menikmati emas peninggalan kakek kami itu.Bahkan,Pak Soekidjan,tidak mau sama sekali karena kesenimannya sudah cukup menopang hidupnya tanpa harus mengambil harta berharga yang dijaga ketat Raja Jin hutan angker pinggir kota Paramaribo itu.
''Saya banyak tau harta tersimpan secara misterius di Amerika Selatan,namun saya menolak untuk terlibat pengambilan dan kepemilikan harta tersebut.Kenapa saya menolak,karena saya masih kuat bekerja,berusaha dari dunia yang nyata,tidak harus kedunia yang tidak kasat mata,''ungkap Pak Soekidjan.
Pada bulan september tahun 2015 usaha real estateku oleng.Perusahaanku merugi banyak dan aku terancam bangkrut.hutang makin menumpuk dan mitra kerja banyak meninggalkanku.
Pada bulan Desember 2015,perusahaanku tak tertolong lagi.modalku habis dan proyek terhenti total.Bank tempat aku meminjam uang menyita asetku dan semua hartaku di lelang setelah pengadilan perdata memutuskan aku bersalah.
Pada tanggal 6 januari 2016,hari rabu kliwon aku datang lagi ke Paramaribo,suriname.Aku sangat terpaksa meminta emas kakekku yang tersisa di hutan angker Marienburg,pinggir kota.Namun diluar dugaanku,ternyata aku tak dapat lagi bertemu Raja Jin penjaga emas itu.Jangankan mengambil harta gaib bernilai jual tinggi,bertemu jin yang jaga pun tidak dapat aku lakukan.
Pada hari jumat pahing,tanggal 8 januari 2016,aku kembali kehutan berbukit tempat kutemukan emas pertama kali,namun yang kutemukan disitu,tengah malam,kuntilanak bernama Paswarita Parmitha.Kuntilanak cantik jelita yang minta dinikahi manusia,dan akulah yang dipilih untuk menikahinya malam itu.Tentang apa hubungan Paswarita Parmitha dengan emas dan Raja Jin,ternyata tidak ada pertalian apapun.
Paswarita Parmitha,tidak tahu menahu Raja Jin penjaga emas batangan dan tidak tahu benda berharga itu di pindahkan.Yang jelas di bukit itu,tidak ada apapun lagi,selain gundukan tanah menjadi rumah kuntilanak Paswarita Parmitha.
Aku segera ritual baca mantra jawa agar bertemu kakekku secara gaib,namun hal itu tidak dapat lagi aku lakukan.Arwah kakekku tidak mau datang dan Raja Jin penjaga emas pun,juga tidak mau datang.
Frustasi,itulah yang kutemukan di Suriname yang kedua ini.maka dengan menutup mataku,aku menikahi kuntilanak Marienburg,Paswarita Parmitha pada malam jumat kliwon,tanggal 5 februari 2016 setelah sebulan aku mengembara mencari Raja Jin di hutan pinggiran kota Paramaribo itu.
Malam itu aku menyatakan siap menjadi suami Paswarita Parmitha dan berjanji untuk membawanya ke indonesia dan hidup bersama di rumahku yang tersisa gubug kecil di Hutan Rumpin,Parung Panjang kabupaten Tangerang Banten.
Pada hari sabtu pahing,27 februari 2016,aku bersama Paswarita Parmitha pulang ke Banten.Kami tinggal di Hutan Bambu di Rumpin, Parung Panjang dimana hanya ada satu tanah yang ada gubugnya,hartaku yang tersisa.Tanah seluas 6000 meter persegi,di tengah hutan bambu,sebuah gubug kayu ukuran 4 kali 6,kami tinggal.Kami bersuami istri dan saling mencintai.
Namun warga setempat,tidak pernah bisa melihat isteriku yang cantik, Paswarita Parmitha.Dia hanya dapat dilihat oleh suaminya yaitu aku,orang lain tidak.Kecuali dukun sakti mandraguna,orang yang berilmu tinggi,barulah dapat melihat dan terkagum dengan kecantikan istriku yang wajah dan tubuhnya mirip dengan wanita Balkan.Hidung mancung,langsing,kulit kuning,rambut hitam panjang dan jelita sekali.Bahkan super jelita,tidak ada seorang manusia yang menyamai kecantikannya.
Namun,aku harus bersabar dalam hal uang,karena istriku tidak bisa mencarikan uang secara gaib.Bahkan dia hanya hidup tergantung kepadaku.Makanannya hanya pucuk singkong,dedaunan yang lembut dan meminum air yang ada di kelopak bunga sepatu,bunga mirip terompet yang menyimpan air sebagai minuman isteriku,Paswarita Parmitha yang anggun.
Setelah beberapa bulan aku bersuami istri dengan Paswarita Parmitha ,kemarin malam jumat kliwon,15 april 2016 pukul 23.45 WIB ,Paswarita Parmitha menarik tanganku ke sebuah bukit kapur di rumpin,sebutlah bukit itu dengan nama bukit karangka.
Sebuah bukit di tengah hutan ilalang yang ada di kecamatan Rumpin,yang menjadi tempat tuyul Banten beranak pinak,tuyul itu banyak sekali,ribuan dan dapat di perjualbelikan.
''Kita bisa perintahkan dia mencari uang untuk kekayaan kita,''kata Paswarita Parmitha,kepadaku.
sebenarnya aku malas sekali mendayagunakan tuyul itu,tetapi isteriku memaksa.Katanya tuyul itu dikerahkan untuk mencuri harta kotor,harta milik para koruptor yang maling uang negara.
Siapapun pejabat negara yang korupsi,Paswarita Parmitha tahu dan bisa memerintahkan tuyul untuk mengambil sebagian uang yang disimpan koruptor tersebut.Istriku kuntilanak dari Paramaribo,ternyata cekatan dan tangkas berfikir untuk kekayaanku.Dia panik melihat aku miskin dan untunglah bertemu dan dapat berinteraksi dengan bangsa tuyul di Bukit Kapur Karangka,Rumpin itu.Dari sinilah aku mulai menumpuk kekayaan.
Aku bersama Paswarita Parmitha keliling Jakarta dan kota besar lainnya mencari koruptor kaya dan mengambil sebagian dari uang jarahan koruptor itu.Lebih dari itu,kami pun dapat membantu anak-anak yatim piatu yang susah,berbagai uang para koruptor yang di curi oleh seribu tuyul yang di asuh oleh isteriku,Paswarita Parmitha.kuntilanak dari Paramaribo,,Amerika Selatan.
(sumber: mistery)
kisah Ridwan Mansyur
Selasa, 12 November 2019
poster rokok membunuh
cara membuat poster di corel draw 1. menekan menu new pada corel draw ...
0 komentar:
Posting Komentar